A. BUDAYA
Blitar merupakan kota kecil berada
di Provinsi Jawa Timur. Kota ini disebut sebagai kota Patria, kotanya sang
Proklamator karena tempat makamnya Presiden pertama Indonesia yaitu Bung Karno.
Kota ini juga disebut sebagai Kota Peta (Pembela Tanah Air) karena di bawah
kepimpinanan Soeprijadi, Laskar Peta melakukan perlawanan terhadap Jepang untuk
pertama kalinya pada tanggal 14 Februari 1945 yang menginspirasi timbulnya
perlawanan menuju kemerdekaan di daerah lain. Blitar memiliki beragam budaya,
diantaranya ada larung sesaji, tumpengan, dan upacara pemandian gong kyai
pradah. Gong Kyai Pradah adalah sebuah tradisi yang begitu mengakar di wilayah
Blitar Selatan. Berlokasi di Sutojayan - Kab Blitar,tradisi ini selalu meriah
dengan buncahan lautan manusia yang ingin sekedar menyaksikan maupun ngalap
berkah dari air sisa siraman gong keramat tersebut. Tradisi ini telah
diperingat secara turun temurun oleh masyarakat Sutojayan sebagai kelahiran
"Kota Lodoyo".
Gong Kyai Pradah adalah satu di antara pusaka peninggalan
Sunan Amangkurat Mas (Pangeran Prabu) dari Kartasura. Kedatangan Pangeran Prabu
ke wilayah Blitar adalah karena menjalani hukuman pengasingan dari ayahandanya,
Pakubuwana I. Pada saat itu wilayah Lodoyo masih merupakan hutan lebat yang
angker. Kemudian Pangeran Prabu mulai membangun peradaban di sana, sehingga
berangsur-angsur tempat itu mulai dipadati penduduk. Suatu hari Pangeran Prabu
berpesan kepada masyarakat agar selalu memandikan pusaka peninggalannya
tersebut setiap 12 Rabiul Awwal yang juga bertepatan dengan Maulid Nabi
Muhammad. Pangeran Prabu meninggalkan pusaka berupa sebuah gong untuk
masyarakat Lodoyo dan di tempat lain yaitu Desa Kebonsari, beliau meninggalkan
beberapa wayang krucil dan gamelan.
Penamaan "Kyai Pradah" didapat dari cerita yang
melegenda tentang kedatangan segerombolan harimau saat gong pusaka itu ditabuh
tujuh kali pleh abdi kinasih Sang Prabu yaitu Ki Amat Tariman. Konon ia sempat
terpisah dari Sang Prabu di belantara, kemudian ia menabuh gong supaya Sang
Prabu dapat mendengar dan menemukannya. Alih-alih datangnya Sang Prabu, justru
segerombolan macan yang datang. Namun macan-macan itu tidak mengganggu, dan
justru menjaga Ki Amat Tariman. Oleh karena itu pusaka yang awalnya bernama
Kyai Bicak ini disebut sebagai Kyai Macan atau Mbah Pradhah.
Upacara pemandian Gong Kyai Pradah dilakukan oleh para tokoh
dan jajaran Pemerintah Kabupaten Blitar. Satu persatu para tokoh memandikan
gong besar tersebut dengan air kembang setaman. Masyarakat sekitar berjejalan
dan berebut air bekas cucian gong karena mereka percaya bahwa air tersebut
membawa berkah, antara lain : menyembuhkan penyakit, awet muda, mententeramkan
hati, hingga membawa keberuntungan. Tidak hanya masyarakat lokal, tamu-tamu
dari berbagai wilayah di luar Blitar tidak ingin ketinggalan percikan air bekas
cucian gong tersebut.
Upacara Siraman Gong Kyai Pradah telah ditetapkan sebagai
salah satu ikon wisata budaya Kabupaten Blitar
B. MAKANAN
Makanan khas yang paling terkenal di
Blitar yaitu Nasi Pecel. yang membedakan nasi pecel
di Blitar adalah rasa khasnya yang tidak terlalu manis juga kacangnya yang
tidak ditumbuk terlalu lembut yang menjadi cirikhas dari pecel Blitar. Jika
anda berkunjung ke makam Bung Karno, tidak afdhol rasanya kalau tidak mampir ke
warung mbok Bari yang terletak di dekat komplek pemakaman, hampir setiap hari
warung ini dipenuhi dengan pengunjung yang hendak mencicipi nasi pecel ini,
khususnya para peziarah yang datang dari berbagai penjuru daerah. Di warung
Mbok Bari menyediakan berbagai macam fariasi pecel, ada yang pake ayam, ikan
kali, tempe, tahu, jerohan dan juga daging empal selain itu juga sudah
dilengkapi dengan daun kemangi, toge dan daun singkong. Harga untuk satu porsi
nasi pecel mencapai Rp. 6000
C. CIRI KHAS
Yang menjadi ciri khas kota Blitar
ini yaitu bukan hanya dari kebudayaan blitar tetapi juga tempat pariwisatanya. Potensi pariwisata Kota Blitar tidak
lepas dari nilai-nilai sejarah yang masih kental tergurat di kota yang pernah
menjadi salah satu tempat berkecamukmya semangat kepahlawanan pejuang bangsa.
Nama-nama besar seperti Arya Blitar, Soekarno, Soeprijadi, dan lain sebagainya
menjadi inspirasi yang ikut mewarnai dinamika, arah, dan kemajuan kota yang
sedang tumbuh ini.
Tempat tujuan
wisata di Kota Blitar antara lain:
- Makam Bung Karno,
tempat dimakamkannya presidan pertama sekaligus proklamator kemerdekaan
Republik Indonesia, Soekarno. Makam ini terletak di kelurahan Bendogerit,
sekitar 2 kilometer sebelah utara pusat kota.
- Perpusatakaan Makam Bung Karno merupakan
perpustakaan yang selain berisi segala bentuk memorabilia Bung Karno, juga
dikembangkan sebagai pusat studi terpadu. Beberapa koleksi yang ada saat
ini adalah lukisan hidup Bung Karno yang dapat berdetak tepat pada bagian
jantungnya, uang bergambar Bung Karno yang dapat menggulung sendiri, dan
koleksi sumbangan dari yayasan idaayu.
- Istana Gebang atau
lebih dikenal dengan sebutan Ndalem Gebang, merupakan rumah
tempat tinggal orang tua Bung Karno. Istana ini bertempat di Jalan Sultan
Agung 69. Di rumah ini pada setiap bulan Juni ramai didatangi pengunjung,
baik dalam rangka peringatan hari ulang tahun Bung Karno maupun karena
adanya kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Pemkot Blitar, seperti Grebeg Pancasila.
- Petilasan Arya merupakan sebuah makam dari
Adipati Arya Blitar yang terletak di Kelurahan Blitar, kecamatan Sukorejo.
Makam ini ramai dikunjungi pada bulan sura dan juga setiap malam Jumat legi
- Monumen Supriyadi merupakan sebuah monumen untuk mengenang jasa Soeprijadi. Pada tahun 1945, Kota Blitar menjadi pusat
pemberontakan tentara Peta yang dipimpin oleh Shodancho Soeprijadi melawan
tentara Jepang. Monumen ini terletak di depan bekas Markas Peta
dan Taman Makam Pahlawan Raden Wijaya. Selain itu, juga dibangun sebuah
patung setengah dada Soeprijadi yang terletak di depan Pendapa Rangga
Hadinegara.
- Kebon Rojo, yaitu taman hiburan dan rekreasi keluarga yang berada di belakang kompleks rumah dinas Wali Kota Blitar yang disediakan untuk masyarakat umum maupun wisatawan secara cuma-cuma. Di taman tersebut, terdapat beberapa jenis hewan peliharaan, fasilitas bermain anak-anak, tempat bersantai, panggung apresiasi seniman, air mancur, dan juga berbagai jenis tanaman langka yang berfungsi sebagai paru-paru kota.
- Taman Air Sumber udel.
- Green Park
Tidak ada komentar:
Posting Komentar