widget

My Widget

Kamis, 25 Agustus 2016

Budaya, Makanan, dan Ciri Khas Blitar

A. BUDAYA



Blitar merupakan kota kecil berada di Provinsi Jawa Timur. Kota ini disebut sebagai kota Patria, kotanya sang Proklamator karena tempat makamnya Presiden pertama Indonesia yaitu Bung Karno. Kota ini juga disebut sebagai Kota Peta (Pembela Tanah Air) karena di bawah kepimpinanan Soeprijadi, Laskar Peta melakukan perlawanan terhadap Jepang untuk pertama kalinya pada tanggal 14 Februari 1945 yang menginspirasi timbulnya perlawanan menuju kemerdekaan di daerah lain. Blitar memiliki beragam budaya, diantaranya ada larung sesaji, tumpengan, dan upacara pemandian gong kyai pradah. Gong Kyai Pradah adalah sebuah tradisi yang begitu mengakar di wilayah Blitar Selatan. Berlokasi di Sutojayan - Kab Blitar,tradisi ini selalu meriah dengan buncahan lautan manusia yang ingin sekedar menyaksikan maupun ngalap berkah dari air sisa siraman gong keramat tersebut. Tradisi ini telah diperingat secara turun temurun oleh masyarakat Sutojayan sebagai kelahiran "Kota Lodoyo".
Gong Kyai Pradah adalah satu di antara pusaka peninggalan Sunan Amangkurat Mas (Pangeran Prabu) dari Kartasura. Kedatangan Pangeran Prabu ke wilayah Blitar adalah karena menjalani hukuman pengasingan dari ayahandanya, Pakubuwana I. Pada saat itu wilayah Lodoyo masih merupakan hutan lebat yang angker. Kemudian Pangeran Prabu mulai membangun peradaban di sana, sehingga berangsur-angsur tempat itu mulai dipadati penduduk. Suatu hari Pangeran Prabu berpesan kepada masyarakat agar selalu memandikan pusaka peninggalannya tersebut setiap 12 Rabiul Awwal yang juga bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad. Pangeran Prabu meninggalkan pusaka berupa sebuah gong untuk masyarakat Lodoyo dan di tempat lain yaitu Desa Kebonsari, beliau meninggalkan beberapa wayang krucil dan gamelan.
Penamaan "Kyai Pradah" didapat dari cerita yang melegenda tentang kedatangan segerombolan harimau saat gong pusaka itu ditabuh tujuh kali pleh abdi kinasih Sang Prabu yaitu Ki Amat Tariman. Konon ia sempat terpisah dari Sang Prabu di belantara, kemudian ia menabuh gong supaya Sang Prabu dapat mendengar dan menemukannya. Alih-alih datangnya Sang Prabu, justru segerombolan macan yang datang. Namun macan-macan itu tidak mengganggu, dan justru menjaga Ki Amat Tariman. Oleh karena itu pusaka yang awalnya bernama Kyai Bicak ini disebut sebagai Kyai Macan atau Mbah Pradhah.
Upacara pemandian Gong Kyai Pradah dilakukan oleh para tokoh dan jajaran Pemerintah Kabupaten Blitar. Satu persatu para tokoh memandikan gong besar tersebut dengan air kembang setaman. Masyarakat sekitar berjejalan dan berebut air bekas cucian gong karena mereka percaya bahwa air tersebut membawa berkah, antara lain : menyembuhkan penyakit, awet muda, mententeramkan hati, hingga membawa keberuntungan. Tidak hanya masyarakat lokal, tamu-tamu dari berbagai wilayah di luar Blitar tidak ingin ketinggalan percikan air bekas cucian gong tersebut.
Upacara Siraman Gong Kyai Pradah telah ditetapkan sebagai salah satu ikon wisata budaya Kabupaten Blitar




B. MAKANAN

            Makanan khas yang paling terkenal di Blitar yaitu Nasi Pecel. yang membedakan nasi pecel di Blitar adalah rasa khasnya yang tidak terlalu manis juga kacangnya yang tidak ditumbuk terlalu lembut yang menjadi cirikhas dari pecel Blitar. Jika anda berkunjung ke makam Bung Karno, tidak afdhol rasanya kalau tidak mampir ke warung mbok Bari yang terletak di dekat komplek pemakaman, hampir setiap hari warung ini dipenuhi dengan pengunjung yang hendak mencicipi nasi pecel ini, khususnya para peziarah yang datang dari berbagai penjuru daerah. Di warung Mbok Bari menyediakan berbagai macam fariasi pecel, ada yang pake ayam, ikan kali, tempe, tahu, jerohan dan juga daging empal selain itu juga sudah dilengkapi dengan daun kemangi, toge dan daun singkong. Harga untuk satu porsi nasi pecel mencapai Rp. 6000

C. CIRI KHAS

Yang menjadi ciri khas kota Blitar ini yaitu bukan hanya dari kebudayaan blitar tetapi juga tempat pariwisatanya. Potensi pariwisata Kota Blitar tidak lepas dari nilai-nilai sejarah yang masih kental tergurat di kota yang pernah menjadi salah satu tempat berkecamukmya semangat kepahlawanan pejuang bangsa. Nama-nama besar seperti Arya Blitar, Soekarno, Soeprijadi, dan lain sebagainya menjadi inspirasi yang ikut mewarnai dinamika, arah, dan kemajuan kota yang sedang tumbuh ini.
Tempat tujuan wisata di Kota Blitar antara lain:
  • Makam Bung Karno, tempat dimakamkannya presidan pertama sekaligus proklamator kemerdekaan Republik Indonesia, Soekarno. Makam ini terletak di kelurahan Bendogerit, sekitar 2 kilometer sebelah utara pusat kota.
  • Perpusatakaan Makam Bung Karno merupakan perpustakaan yang selain berisi segala bentuk memorabilia Bung Karno, juga dikembangkan sebagai pusat studi terpadu. Beberapa koleksi yang ada saat ini adalah lukisan hidup Bung Karno yang dapat berdetak tepat pada bagian jantungnya, uang bergambar Bung Karno yang dapat menggulung sendiri, dan koleksi sumbangan dari yayasan idaayu.
  • Istana Gebang  atau lebih dikenal dengan sebutan Ndalem Gebang, merupakan rumah tempat tinggal orang tua Bung Karno. Istana ini bertempat di Jalan Sultan Agung 69. Di rumah ini pada setiap bulan Juni ramai didatangi pengunjung, baik dalam rangka peringatan hari ulang tahun Bung Karno maupun karena adanya kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Pemkot Blitar, seperti Grebeg Pancasila.
  • Petilasan Arya merupakan sebuah makam dari Adipati Arya Blitar yang terletak di Kelurahan Blitar, kecamatan Sukorejo. Makam ini ramai dikunjungi pada bulan sura dan juga setiap malam Jumat legi
  • Monumen Supriyadi  merupakan sebuah monumen untuk mengenang jasa Soeprijadi. Pada tahun 1945, Kota Blitar menjadi pusat pemberontakan tentara Peta yang dipimpin oleh Shodancho Soeprijadi melawan tentara Jepang. Monumen ini terletak di depan bekas Markas Peta dan Taman Makam Pahlawan Raden Wijaya. Selain itu, juga dibangun sebuah patung setengah dada Soeprijadi yang terletak di depan Pendapa Rangga Hadinegara.
  • Kebon Rojo, yaitu taman hiburan dan rekreasi keluarga yang berada di belakang kompleks rumah dinas Wali Kota Blitar yang disediakan untuk masyarakat umum maupun wisatawan secara cuma-cuma. Di taman tersebut, terdapat beberapa jenis hewan peliharaan, fasilitas bermain anak-anak, tempat bersantai, panggung apresiasi seniman, air mancur, dan juga berbagai jenis tanaman langka yang berfungsi sebagai paru-paru kota.
  • Taman Air Sumber udel.
  • Green Park 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar